TANGGAL

Hari Ini: .

Jumat, 06 April 2018

Selayang Pandang PAUD di Kabupaten Tegal

Bunda PAUD Kabupaten Tegal Ny. NurLaelah Enthus Susmono dengan Anak - anak Usia Dini dan PD Himpaudi

 


Pembangunan Nasional  pada bidang Pendidikan di Indonesia,  diarahkan guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri. Baik  berkenaan dengan aspek jasmaniah dan rohaniah,  berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pembentukan kualitas suatu bangsa yang adiluhung, berkarakter dan berdaya saing di era globalisasi. Tidak lepas dari peranan pendidikan mereka dalam masa Usia Dini. Berbagai bentuk layanan pendidikan anak usia dini seperti : TPA, KB, SPS, TK dan RA tumbuh bagai jamur di musim hujan. Disetiap pelosok dari kota sampai ke ujung pedesaan mudah ditemukan satuan pendidikan anak usia dini.

Beberapa alasan strategis mengapa PAUD perlu diintensifkan:
Memenuhi hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara baik (UUD 1945/Konvensi Hak Anak).
Mengoptimalkan masa emas perkembangan anak (Kajian Neuro-sience, psikologi, & pedagogi).
Meningkatkan kesiapan anak bersekolah (Hasil riset/empirik).
Meningkatkan efisiensi pendidikan: menurunkan angka mengulang kelas dan meningkatkan kemampuan anak untuk mengikuti pendidikan lebih tinggi (UNESCO, 2004).
Jangka panjang: (1) meningkatkan produktivitas kerja, kesejahte-raan hidup, penerimaan pajak; (2) menurunkan angka kejahatan dan pengangguran (UNESCO, 2004).
Sebagai investasi  sumber daya manusia (human capital) yang paling menguntungkan (James Heckman, 2003).

Kabupaten Tegal, salah satu dari 35 kota/kabupaten se Jawa Tengah. Tahun 1950an telah lahir TK di Slawi kulon TK Perwari. Tahun 1999 UPTD SKB berdiri Kelompok Bermain pertama. Di  tahun 2018 tercatat KB, TK, TPA dan SPS telah mencapai 600an lembaga PAUD. Jumlah tersebut belum termasuk RA/BA yang ditangani KEMENAG/DEPAG.

Seperti daerah lain, kabupaten Tegal dalam pelaksanaan program PAUD masih menghadapi beberapa masalah antara lain :
-  Proses tumbuh kembang anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi belum dipahami oleh sebagian (cukup besar) para pengambil kebijakan, orang tua dan keluarga, lembaga-lembaga pemberi pelayanan anak usia dini dan media masa.
-   Ego sektoral yang berlebihan untuk menunjukkan identitas program masing-masing
Pelayanan holistik-integratif karena akan menghilangkan sejarah panjang dari program mereka.
Kekakuan dari sistim perencanaan dan penganggaran program, yang berpegang pada fungsi dan sub fungsi pembiayaan  dan dilaksanakan berdasarkan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) masing-masing kementerian dan lembaga
Perebutan tenaga pengelola yang melayani di garis terdepan. Masing-masing sektor senantiasa berkeinginan untuk “memiliki” kader-kader atau tenaga pengelola terbaik yang ditugaskan di garis terdepan.
Disisi lain, di sebagian tempat, berbagai program sektor sebetulnya dilakukan oleh kader atau tenaga pengelola yang sama.
Kader perlu di latih untuk merubah pola pikir (mindset) dari pola pikir sektoral, terpisah-pisah, dan tidak terintegrasi menjadi multi-sektor, multi-disiplin dan dalam satu kerjasama tim yang terpadu.
Otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan, dapat menyulitkan pengintegrasian program dan pendanaan pemerintah pusat dengan program dan pendanaan dari pemerintah daerah.
-   Pemerintah daerah cenderung menginginkan program dan kegiatan PAUD hanya dibiayai oleh pemerintah pusat.
Pendanaan  untuk penyelenggaraan pelayanan PAUD holistik integratif belum memadai.
Seiring dengan gambaran diatas, HIMPAUDI  terpanggil melakukan kegiatan - kegiatan  Kampanye Gerakan PAUD Berkwalitas  agar mampu meningkatkan APK dan mutu pendidikan anak usia dini (PAUD). Sejalan dengan program tersebut jaminan kesejahteraan dan masa depan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) tidak terabaikan. Terima kasih.
                   https://www.youtube.com/watch?v=bTsDXM03X5k&t=47s   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar